CASE STUDY
Case
study atau biasa dikenal study kasus merupakan cara guru dalam mengungkapkan
suatu masalah/kasus dalam pembelajarannya. Case study dapat digunakan sebagai
langkah awal dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Sebagai guru
diharapkan rutin melakukan penelitian tindakan kelas setidaknya 1x dalam 1
semester. Hal ini berkaitan dengan Penilaian Kinerja Guru ( PKG ) yang akan
diterapkan pada tahun 2013 dimana guru dituntut untuk melaksanakan pengembangan
profesi salah satu pilihannya dalam bentuk PTK.
Berikut contoh Case Study yang disusun oleh guru di suatu
sekolah :
“Siswa Putra
menjengkelkan”
Setiap
kali mengajar di kelas VII A SMP Negeri 5 Kepil, aku selalu menemukan perilaku
anak- anak putra yang menjengkelkan. Beberapa anak sering terlambat masuk
kelas, sudah lihat gurunya masuk masih saja enak- enakan duduk- duduk dan
bercanda di halaman kelasnya.Setiap kali pembelajaran ada saja anak putra yang
ijin kebelakang dan kabarnya mereka nongkrong di warung pak somad pemilik salah
satu kantin sekolah. Aku jadi bertanya- tanya apa yang salah dari semua ini.
Apakah aku yang kurang menarik, apakah pembelajaranku tidak mereka sukai.Kurasa
bukan itu alasannya, nyatanya pada hari
guru tahun ini aku memenangkan nominasi guru favorit kemudian survey oleh guru
BK tahun sebelumnya IPA juga jadi salah satu pelajaran favorit. Lalu apa yang
sebenarnya terjadi di kelas ini?
Wali
kelas VII A ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa siswa putra hampir semuanya
sulit diatur, suka membantah bila dinasehati, suka ramai pada saat
pembelajaran. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa guru diantara guru bahasa
Jawa, guru TIK dan guru IPS. Beberapa kali jam istirahat dikantor
ternyata banyak guru membicarakan tentang kelas VIA bahwa untuk kelas tersebut
anak putrinya rajin- rajin dan pintar- pintar dan memperhatikan ketika diajar
sedangkan anak putra kebalikannya sudah nilainya jelek, diajar seringnya bicara
sendiri, menyanyi saat guru menerangkan, dihukum keluar kelas malah makin
senang, duh bingung bagaimana mengatasinya
Sebagai
guru aku tahu bahwa karakter setiap individu itu berbeda-beda, mereka membawa
sifat genetis dan juga kebiasaan dan pergaulan yang berbeda pula. Guru tidak
boleh hanya menyalahkan peserta didiknya namun juga harus berusaha mencari
solusi dalam setiap permasalahan pembelajaran dikelasnya. Oleh karena itu saya
sering menggunakan metode diskusi kelompok, eksperimen maupun penggunaan
Multimedia dalam pembelajaran. Namun semua itu ternyata belum mengatasi masalah
di kelas VIIA. Pada waktu pelaksanaan diskusi kelompok dengan pengelompokan
heterogen ternyata anak putra pasif, malah bermain sendiri dan menyebabkan
kegaduhan dalam kelompok. Ketika eksperimen beberapa siswa putra memainkan alat
praktek tidak sesuai dengan petunjuk dan memicu keributan. Pada saat
pembelajaran dengan multimedia , awalnya semua peserta didik antusias namun lama
kelamaan siswa putra ramai dan mengganggu temannya. Masih menjadi pertanyaan
besar dihatiku harus dengan cara apa untuk mengatasi masalah di kelas VIIA.Dari Case study diatas kita dapat mengidentifikasi masalah PTK yang ada sebagai berikut :
1. Disiplin siswa Rendah
2. Hasil belajar siswa rendah
3. Siswa putra berkarakter kurang baik
setelah menemukan masalah kita cari referensi bagaimana mengatasi masalah tersebut
selengkapnya tentang PTK silahkan kunjungi blog saya http://tentangptk.blogspot.com
No comments:
Post a Comment