Friday, March 29, 2013

Case Study


CASE STUDY
                Case study atau biasa dikenal study kasus merupakan cara guru dalam mengungkapkan suatu masalah/kasus dalam pembelajarannya. Case study dapat digunakan sebagai langkah awal dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Sebagai guru diharapkan rutin melakukan penelitian tindakan kelas setidaknya 1x dalam 1 semester. Hal ini berkaitan dengan Penilaian Kinerja Guru ( PKG ) yang akan diterapkan pada tahun 2013 dimana guru dituntut untuk melaksanakan pengembangan profesi salah satu pilihannya dalam bentuk PTK.
Berikut contoh Case Study yang disusun oleh guru di suatu sekolah :
“Siswa Putra menjengkelkan”
                Setiap kali mengajar di kelas VII A SMP Negeri 5 Kepil, aku selalu menemukan perilaku anak- anak putra yang menjengkelkan. Beberapa anak sering terlambat masuk kelas, sudah lihat gurunya masuk masih saja enak- enakan duduk- duduk dan bercanda di halaman kelasnya.Setiap kali pembelajaran ada saja anak putra yang ijin kebelakang dan kabarnya mereka nongkrong di warung pak somad pemilik salah satu kantin sekolah. Aku jadi bertanya- tanya apa yang salah dari semua ini. Apakah aku yang kurang menarik, apakah pembelajaranku tidak mereka sukai.Kurasa bukan itu alasannya, nyatanya  pada hari guru tahun ini aku memenangkan nominasi guru favorit kemudian survey oleh guru BK tahun sebelumnya IPA juga jadi salah satu pelajaran favorit. Lalu apa yang sebenarnya terjadi di kelas ini?
                Wali kelas VII A ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa siswa putra hampir semuanya sulit diatur, suka membantah bila dinasehati, suka ramai pada saat pembelajaran. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa guru diantara guru bahasa Jawa,  guru TIK  dan  guru IPS. Beberapa kali jam istirahat dikantor ternyata banyak guru membicarakan tentang kelas VIA bahwa untuk kelas tersebut anak putrinya rajin- rajin dan pintar- pintar dan memperhatikan ketika diajar sedangkan anak putra kebalikannya sudah nilainya jelek, diajar seringnya bicara sendiri, menyanyi saat guru menerangkan, dihukum keluar kelas malah makin senang, duh bingung bagaimana mengatasinya
                Sebagai guru aku tahu bahwa karakter setiap individu itu berbeda-beda, mereka membawa sifat genetis dan juga kebiasaan dan pergaulan yang berbeda pula. Guru tidak boleh hanya menyalahkan peserta didiknya namun juga harus berusaha mencari solusi dalam setiap permasalahan pembelajaran dikelasnya. Oleh karena itu saya sering menggunakan metode diskusi kelompok, eksperimen maupun penggunaan Multimedia dalam pembelajaran. Namun semua itu ternyata belum mengatasi masalah di kelas VIIA. Pada waktu pelaksanaan diskusi kelompok dengan pengelompokan heterogen ternyata anak putra pasif, malah bermain sendiri dan menyebabkan kegaduhan dalam kelompok. Ketika eksperimen beberapa siswa putra memainkan alat praktek tidak sesuai dengan petunjuk dan memicu keributan. Pada saat pembelajaran dengan multimedia , awalnya semua peserta didik antusias namun lama kelamaan siswa putra ramai dan mengganggu temannya. Masih menjadi pertanyaan besar dihatiku harus dengan cara apa untuk mengatasi masalah di kelas VIIA.

Dari Case study diatas kita dapat mengidentifikasi masalah PTK yang ada sebagai berikut :
1. Disiplin siswa Rendah
2. Hasil belajar siswa rendah
3. Siswa putra berkarakter kurang baik

setelah menemukan masalah kita cari referensi bagaimana mengatasi masalah tersebut

selengkapnya tentang PTK silahkan kunjungi blog saya http://tentangptk.blogspot.com

No comments:

Post a Comment